Dunia Aviasi Siap Bangkit Seiring Pertumbuhan Ekonomi Pascapandemi
JawaPos.com – Pandemi sedang menuju endemi. Perekonomian mulai menunjukkan pergerakan. Progres itu menjadi angin segar bagi dunia aviasi.
Sektor penerbangan sangat bergantung kondisi ekonomi. Bila perekonomian bergeliat, mobilitas masyarakat semakin banyak. Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan moda transportasi bisa menjangkau antarpulau dalam waktu cepat.
CEO Bali International Flight Academy (BIFA) I Gusti Wiradharma B. Oka mengatakan, industri penerbangan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi. Industri penerbangan juga sangat rentan dengan faktor lingkungan, seperti peperangan, terorisme, bencana alam, hingga pandemi.
“Sebagai negara kepulauan dan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, industri penerbangan nasional masih memiliki prospek sangat baik,” ujar I Gusti Wiradharma B. Oka dalam keterangannya kepada JawaPos.com, Sabtu (27/11).
Untuk memenuhi kebutuhan sektor aviasi, kebutuhan pilot dianggap masih tinggi. Makanya, BIFA terus menelurkan penerbang baru yang mendukung kebutuhan aviasi nasional dan global.
Terbaru, 108 pilot dengan lisensi komersial alias commercial pilot license (CPL) with Multi Engine license baru saja lulus dari BIFA.
Para lulusan itu sebelumnya menimba ilmu di beberapa homebase BIFA. Yakni di Bandara Letkol Wisnu, Buleleng, Bali; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, dan outbase di Bandara Adi Sumarmo, Solo.
Selama pandemi para pilot itu mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Lulusan program CPL adalah pilot handal yang siap menjawab kebutuhan industri aviasi internasional.
Sejak 2015 BIFA juga telah membuka program pendidikan Multi Engine Rating dan License Conversion/Endorsement. Selama pelatihan mereka menggunakan fasilitas 3 pesawat Piper Seminole dan simulator yang memadai dan tenaga instruktur terlatih.
Presiden Komisaris BIFA Tience Sumartini mengatakan, Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki luas hampir sama dengan Amerika serikat (AS). Bedanya, terdiri atas daratan, sedangkan Indonesia sebagian besar lautan.
“Untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya tentu kita memerlukan transportasi udara dan laut. Oleh karena itu, usaha penerbangan tidak akan punah, melainkan akan terus berkembang. Pilot andal tetap dipelurkan,” ujar Tience Sumartini yang juga salah satu pilot senior itu.
Tience mengklaim lulusan BIFA selama ini diserap oleh penerbangan umum, di luar militer. Mulai dari untuk maskapai terjadwal dan kargo regular, pilot pribadi, pelatihan penerbangan, ambulans udara, pesawat polisi, pemadaman kebakaran udara, penerbangan terpencil dan masih banyak lagi.
No comments:
Write comments