Saturday, September 4, 2021

Sajak Alfian Dippahatang

Sajak Alfian Dippahatang

Sajak Alfian Dippahatang -

Ini Bukan Kekalahan

Ini bukan kekalahan

yang memecah kepala kita. Mundur

–empat langkah tak menyakitkan,

kecuali obrolan dan kekeluargaan

tak lagi ada di meja makan.

Penyesalan bukan untuk dibuang.

Disimpan. Sebab nanti jika masa itu sampai

kan jadi bintang di mata.

Dendam tak baring dalam tanah, tapi ia

bisa dikalahkan. Bukankah kita tak suka

hewan buas tercipta dalam diri?

Tahu apa mereka tentang

tubuh dan larangan,

terluka dan terbuka?

Kesabaran kan berlayar sampai selamat.

Kemarahan kan terbuka mendata bahaya.

Bulukumba, 2021

Di Balik Masker

Di suatu ruang tunggu,

dengan memakai masker,

kita pura-pura tak saling kenal.

Kau tak bisa melihat codet

di atas bibirku dan bibir tipismu

tak bisa kupandang

sedang memakai gincu.

Sungguh sial situasi terkini.

Kegelisahan tak reda,

masuk antrean jadi misteri.

Tak ada yang wajar kau kenang

dari wajahku selain pengorbanan.

Sia-sia saja kupertahankan,

itu caraku melindungimu dulu.

Kau telah menganggapku

sebatang bambu yang patah.

Ucapan rindu

di balik masker ini

ingin mengudara.

Bulukumba, 2021

Memaknai Perdebatan

Perdebatan bukan embikan kambing.

Sampai menanti kedatangan anak cucu,

berbeda dan selisih pandang

akan jadi tali pegangan

untuk bertahan dan menyerang.

Hidup damai harus dari timbangan tepat.

Kalau tidak, kenikmatan hanya singgah

dan meluruh.

Tak usah kita mengadili.

Tak usah kita susahkan hati.

Tak usah kita perdebatkan lagi.

Pada waktunya kepikunan

akan menyambangi di mana pun

diri berlindung dan cacing tanah

tak sabar menanti kedatangan.

Bulukumba, 2021

ALFIAN DIPPAHATANG

Lahir di Bulukumba, 3 Desember 1994. Buku-bukunya Bertarung dalam Sarung (KPG, 2019), Jari Tengah (Basabasi, 2020), Manusia Belang (Basabasi, 2020), dan terbaru, Pundak Kanan (Indonesia Tera, 2021).

Sajak Alfian Dippahatang

No comments:
Write comments

Get More of our Update